Monday, February 12, 2024

Derita Caleg dan Cappres


Derita caleg dan cappres

Oleh : Dr. Zawil Huda

Borat do namarpantion...!!! 

Kata kata di atas adalah lirik lagu mandahiling yang dulu sempat viral, dikeluhkan seseorang jika ada masalah yang sangat melelahkan dan sulit dalam hidupnya. 

Ungkapan ini jugalah yang terlontar dari mulut seorang caleg kepada penulis di tengah sela sela kesibukannya merayap kesana kemari untuk mencuri hati pemilihnya. 

Waktu itu dia mengeluh sambil setengah curhat, bahwa menurutnya mengambil hati rakyat ini tak obahnya ibarat memancing ikan yang sudah pintar. Terlihat Sangat jinak didekat mata kail kita, tapi ternyata sangat lihai. Ikan tersebut hanya memakan umpan. Tapi tidak menelan kailnya. Setelah kenyang sang ikan pergi berenang dengan riang, sambil mentertawai tukang pancing. 

Begitulah calon pemilih itu. Diajak caleg pergi makan makan-makan dia mau. Diajak ngumpul mau. Diajak rapat mau. Diajak rekreasi mau. Dikasih uang dan kaos mau. Tapi pantang silap dia sudah pergi ke caleg lain. 

Ampun saya. Ampun. Pemilih itu lebih licin dari yang saya duga. Demikian umpat sang caleg malang ini. 

Memang dia tidak berani menyebutnya sebagai rakyat itu bersipat  licik. Karena dia takut kedengaran oleh rakyatnya nanti, yang tentu saja bisa tidak akan jadi memilihnya. 

Jika ada caleg yang sudah berjutang atau menjual tanah dan harta lainnya untuk modal serangan fajar, siang dan serangan malam, maka dipastikan mereka sedang stres berat pada hari hari menjelang tanggal 14 april 2024 ini, atau hari rabu depan ini. Pasti stres. Minimal mirip stres. 

Karena rakyat ini tidak bisa diprediksi lagi. Semuanya jadi liar dan licik. Rakyat berdalih bahwa caleg itu jika jadi menang akan segera melupakan pemilihnya dan dapilnya. Begitu sudah tiap pemilu ini.

 Maka kesempatan untuk memakannya ialah  sekarang. Mumpung caleg itu sedang lagi butuh butuhnya akan rakyat. Lagi baik baiknya pada warga. Lagi ramah ramahnya pada pemilih. Maka terima saja uangnya. Jangan pilih orangnya. Waduh jadi ribet jika begitu. Rakyat juga mafia ternyata. He hee. 

Sekarang ini, para caleg bisa saja ada yang menjadi naik tensi darahnya. Bisa bertambah kadar gulanya. Atau naik kadar asam uratnya. Bukan asam sulpat ya. Pokoknya caleg itu bisa  stres, stres dan stres. Mereka umumnya menderita. Jiwanya tersiksa. Merana dia. Kecuali sedikit caleg. Tidak semua tentunya

Pekerjaan paling sulit didunia adalah membujuk orang dan mengambil hati orang. Berat sekali. 

Dan ini yang dirasakan para caleg saat ini. Dimana mereka mesti bisa akting untuk menahan emosi. Banyak sabar. Selalu senyum. Pura pura kuat dan tegar. Berlagak pintar dan bisa mewakili seribu macam keinginan rakyat.

 Dan yang terpenting bisa mengobral janji. Tapi semua itu bisa sia -sia jika tidak rajin menabur uang. Hepeng. Alias  Fulus. 

Sebenarnya satu sisi, Kasihan kita kepada caleg. Mereka dibohongi warga juga. Mereka itu sedang jadi korban yang dikerjai pemilihnya.

 Konon kabarnya ada calon pemilih yang pasang tujuh kaki. Artinya tujuh caleg dikerjainya. Sehingga pasca pemilu ini dia bisa dapat hasil bersih uang mentah sepuluh juta rupiah. Lumayan bisa liburan ke danau toba bersama keluarganya, untuk menikmati uang sogok yang haram itu. 

Ingat, jangan jangan nanti dia bisa sakit dan kecelakaan di jalan. Sebagai karma akibat tega membodohi caleg- caleg. 

Jika calegnya gagal menang ke parlemen, andaonya dari caleg gagal itu ada yang jadi gila, maka sudah banyak rumah sakit yang berbaik hati untuk menyediakan ruang khusus untuk merawat mereka.

 Dibuat disitu tata ruang bagaikan seolah -olah  ruangan di sidang dewan betulan. Jadi calegnya diyakinkan bahwa dia sedang menjadi dewan sungguhan. Dia tidak kalah. Tapi menang. 

Jadi dimanipulasi sedemikian rupa bahwa caleg gagal itu menang sebenarnya. Agar dia senang dan tidak lagi sedih. Sehingga diharapkan dalam waktu cepat caleg gagal ini akan sembuh jiwanya dari gila kuasa. Katanya ada begitu. Tapi entahlah. 

Waduh, nasibmu pak caleg. Kasihan kita. Kasihan sekali. Mungkin caleg caleg dan cappres  adalah orang yang menderita sebenarnya dalam beberapa sisi. Mereka dibulli. Dimaki. Dicaci. Diperas dengan dalih mintak sumbangan oleh konstituennya. Dikasih uang habis. Tidak diberikan pemilih akan lari kelain hati. Duh caleg, caleg. Cappres, cappres. Sabar dan tabahkan hatimu ! 

Padahal kerja mereka untuk jadi pejabat itu halal dan dilindungi konstitusi. Namun realitas dilapangan sangat berbeda dengan aturan yang di atas kertas. Menyakitkan terkadang ulah pemilih -pemilih itu. 

'Lapangan itu kejam pak caleg..! '
Darah itu merah jendral. 
Suara itu mahal pak calon. 

Mungkin jika disurvei minggu ini, maka manusia yang paling stres di indonesia saat ini termasuk lah para calon. Tentu tidak dibuat general. Pasti ada kekecualian.

 Bahkan barangkali ada yang santai- santai saja. Karena timnya sedang berjalan  mungkin untuk menemui mangsa- manhsa. Tapi itu juga bisa  mencemaskan. Menghitung sesuatu yang tidak pasti. 

Oh...Pemilu...Pemilu. Kita berdoa agar jangan sampai meninggalkan pilu. []
Share:

0 comments:

Post a Comment

Post Terbaru

Rura Patontang Hikayatmu Dahulu dan kini. Oleh : Dr. Zawil Huda, SH, MA

Rura Patontang Hikayatmu dahulu dan kini Oleh : Dr. Zawil Huda, SH, MA Desa ini berada diujng pasaman barat Disudutnya, Disana.....

Populer Minggu ini

Popular Pos Tahun Ini