Jadilah abadi dengan menulis
Oleh : Dr. Zawil Huda
Banyak orang yang dulunya hebat dalam hidupnya, tapi kemudian hari dia menghilang dalam sejarah. Tidak berbekas sama sekali. Sirna dia. Tidak ada lagi bibir yang menyebutnya. Sungguh malangnya mereka.
Banyak juga orang yang pintar semasa jayanya, tapi kemudian dia tenggelam oleh pusaran waktu. Sehingga potongan zaman dan masa tidak ada lagi yang mengingatnya.
Hal ini sering terjadi kepada jutaan tokoh-
tokoh di dunia yang sebenarnya mereka pintar dan hebat sehingga pantas di puja- puja selepas wafatnya. Namun mereka menjadi hilang senyap tiada dikenang.
Sungguh malang orang-orang itu. Sejatinya mereka bisa tetap hidup dalam memori zaman jauh lebih panjang dari usia mereka.
Maka, jika anda ingin abadi dalam sebutan bibir dan tutur cerita manusia, haruslah anda mulai rajin menulis.
Satu kalimat yang kau tulis sudah cukup membuatmu abadi sebenarnya. Apalagi engkau lanjut untuk menulis sebuah artikel, puisi, buku, cerpen, pidato, konsep, gagasan, tesis, disertasi, dan jurnal. Bahkan walau hanya tulisan pada sepucuk surat biasapun sudah disebut menulis.
Tambah hebat lagi jika engkau memiliki beberapa murid atau kader sebagai anak idiologis dan anak pemikiranmu. Tentu angkau akan makin hidup melintasi ruang dan masa dari generasi ke generasi.
Lihatlah para nabi dan rosul. Bukankah mereka abadi dengan kadernya yang menuliskan ajaran mereka ?
Bukankah kitab suci itu abadi karena ditulis ?
Demikian juga para tokoh tokoh besar dunia yang selalu di bahas pemikirannya di universitas dan dunia keilmuan, itu semua karena ada karya tulisan mereka, atau karena ada murid dan pengagum mereka yang menuliskan tentang mereka.
Jika tidak ada tulisan, tidak ada murid dan kader, maka siapapun akan hanya bak debu dihamparan sahara. Tiada disebut dan tiada dihitung.
Tulislah sesuatu, engkau akan abadi.
Ingatlah, bahkan kemerdekaan indonesia diproklamirkan dengan membaca tulisan tangan soekarno di selembar kertas. Hanya secarik kertas. Tapi karena ada tulisannya, maka dia telah mampu merobah sejarah. Jadi kemerdekaan kita dipermanenkan lewat tulisan. Begitulah dahsatnya pengaruh tulisan.
Jangan lupa, takdir tuhan pada makhluknya juga ditentukan lewat tulisan di lauh mahfuz yang ada di langit.
Menulislah, engkau akan di kenang.
Menulislah, engkau akan disebut.
Para ulama dan tokoh tokoh dunia itu menjadi rujukan sampai sekarang adalah karena mereka menulis buku.
Profesor Hamka menjadi abadi dengan tulisan sastranya yang melegenda berjudul “tenggelamnya kapal van der wick”.
Begitu juga khairil anwar jadi abadi dengan puisinya yang sangat iconik itu dengan judul “Aku”.
Dan, sebenarnya, anda juga bisa abadi dengan tulisanmu sendiri. Yakinlah pada kemampuan dan potensimu yang sudah disiapkan tuhan.
Masalahnya, banyak orang yang merasa sulit untuk menulis. Ya, Itu hal lumrah dan biasa. sangat manusiawi.
Semua penulis pada awalnya mengalami sindrom itu. Yaitu merasa tidak layak dan tidak mampu untuk jadi seorang penulis.
Namun campakkanlah godaan itu. Abaikan saja. Karena virus minder untuk menulis itu adalah penyakit awal yang mesti disingkirkan oleh seorang calon penulis.
Sekarang begini saja. Ambil pena, siapkan kertas. Dan langsung tulis..!
Jangan terpasung oleh teknik menulis. Jangan terpenjara oleh tanda baca dan eyd. Jangan cemas dengan hasil tulisanmu nanti bagus atau buruk. Pokoknya sekarang, tulis, tulis, tulis..!!
Kini waktunya, ambil hp mu. Siapkan jarimu. Dan tulislah..!!
Biarkan saja imajinasimu mengembara liar kemana – mana. Biarkan saja jari dan penamu menari tiada pola.
Nanti juga lama-lama kata akan menjadi kalimat. Kalimat akan menjelma jadi paragraf. Paragram akan bermetamorfosis tersusun menjadi pikiran. Lalu tiba tiba saja engkau telah jadi seorang penulis.
Saat itulah nanti, jiwamu akan terkejut kagum. Satu momen yang Indah sekali. Sebuah nikmat tiada tara. semacan rasa yang tidak bisa diwakili kata. Hatimu hanya berucap, Oh my god, Aku telah jadi penulis.
Sungguh tiada yang lebih nikmat selain melihat perkembangan diri sendiri dari awal mulanya hanya sebentuk kepompong biasa, dan sekarang telah jadi kupu-kupu penuh berwarna.
Engkau telah mampu berobah dari yang tadinya hanya butiran debu, namun sekarang telah menjadi bongkahan mutiara.
Percayalah, resep paling mujarab untuk bisa menulis adalah ‘ tulislah ‘ !
Jangan tunda. Jangan bingung. Jangan ragu. Sekarang, Tulislah..!! Maka lihatlah. Engkau akan benar- benar jadi penulis. Selamat menulis.[]
0 comments:
Post a Comment