Dibalut kabut pemilu
Oleh : Dr. Zawil Huda, SH, MA
Hei, kamu
Jangan merasa berjasa padaku
Karena Kami telah beli suaramu
Tapi asalnya juga dari uangmu
Namun kamu tidak tahu
Salah kamu sendiri
Kenapa percaya dengan kami
Sekarang pergilah,
jauh, jauh...
Jangan berbisik lagi padaku
Apalagi berkata dengan suara
Pergilah dari hadapanku
Karena aku bukanlah wakilmu
Dan lidahku,
bukanlah penyambung lidahmu
Pergilah kamu, rakyatku..
Oh sori, kamu bukan rakyatku
Tapi kamu hanya tanggaku
Adapun suaramu,
Yang dulu itu
Yang pernah mencoblosku
Itu telah aku sukati
Dengan gantang lapuk bergerigi
dan dengan harga murah tak berarti
Pergilah kau jauh,
Karena Aku bukanlah wakilmu
Kamu hanya perlu bagiku
Jika datang pesta yang itu,
Musim Pemilu.
Adapun untuk sekarang ini
Rasakan saja kenyataan hidupmu
Yang selalu akan bertambah pilu
Dari waktu ke waktu
Adapun mengenai ceritamu
Tentang nasib tanah dan kekayaan alammu itu
Telah kami jual pada sianu
Untuk memperkaya isi saku
Saku aku, bukan saku kamu.
Agar kau tahu,
Aku hanyalah wakil dari diriku
Dan wakil konco- koncoku
Kamu bukan aku
Dan aku tidak kamu
Ha ha haa haaaa....
Hu...
Bodoh.. Bodoh.. Bodoh sekali,
Kau
Kamu
Duh, keceplosan mulutku
Tapi tidak, aku tidak bermaksud mengatakan itu
Namun itulah sesungguhnya pandanganku
Padamu,
Yang lama kusimpan dalam hatiku
Tampaknya kamu,
kenapa terus saja mau
Kami tipu,
pada setiap pemilu
Hanya dengan selusin janji ini itu
Dasar kau
bodoh tak berpikir maju
Sekarang Pergilah...
Jauh dariku..
Jangan coba coba mengganggu
Karena aku pandai main kartu
Adapun tentang aspirasimu,
Itu Aku tak tahu
Dan aku tidak akan mau tahu
Karena kami sudah terlatih,
untuk pura pura tidak tahu
Pergilah kau,
jangan titipkan aspirasimu lagi
padaku..
Karena suaraku juga,
tidak didengar oleh ketua partaiku
Sejujurnya,
Aku juga tertipu
Tapi aku tidak lagi malu
Karena aku tetap dipandang terhormat
tidak seperti kamu
Pergilah jauh dariku, pergi, pergi.....
Tapi....Nanti dulu
tunggu kau
Lima tahun lagi kami akan datang kepadamu
Dan kami telah tahu,
Bahwa kamu tetap saja akan mau
untuk kami tipu.
Karena memang itulah rahasia kami
Untuk membuatmu miskin selalu
Agar tetap bisa ditipu
Pada setiap pemilu
Wuuu....
***
0 comments:
Post a Comment