KENAPA HARUS MENGHADAP KA’BAH ?
APA SAJA ISI DI DALAM KA'BAH ?
PART 4
Oleh : H. Ridho Fauzi, Lc
Editor : Dr. Zawil Huda, SH, MA
Langsung Dari Makkah| Kawalbangsa. com------ Kenapa kiblat harus mengarah ka'bah ?
Bagiamana ka'bah sebelum Islam ?
Apakah di dalamnya ada bangunan antik, benda-benda bersejarah, makam, atau benda-benda lain yang asing dari dunia manusia ?
Mengapa pintunya terbuat dari emas ?
Mengapa tidak dibuka sepanjang masa, dan hanya dibuka dalam kesempatan tertentu ?
Bismillah, kita lanjutkan lagi tentang Pembahasan seputar haji & umrah, untuk Pembahasan kali ini temanya berkaitan tentang seputar Ka'bah. Kalau ada orang mau berlibur honeymoon bersama keluaraga dan mau nencari kesenangan dunia pergi saja ke Miami Amerika Serikat, Menara Eifel di Paris naik kapal pesiar ke liking Europa jika mau mencari benda seni, pergilah ke Luxor di Mesir, Pyramids di Giza Cairo. Kekaisaran Romawi Italia, Roma, Museum Vatikan, disana banyak patung dan karya seni. Kalau anda pergi ke ka'bah di sini tidak ada benda seni Dan tidak cocok untuk berlibur di sini hanya tempat Ibadah.
Jadi semua orang yang datang ke ka'bah ini hanyalah orang Islam yang mau beribadah, benar benar ingin menghadapkan wajahnya langsung dan menyaksikan langsung keagungan dan kemuliaan ka'bah, arah shalat dimana puluhan tahun seorang hadapkan wajahnya tapi tak pernah melihat wujudnya dan saat di ka'bah bisa shalat menghadap utara, timur, selatan barat selama ka'bah tetap di depannya. Jadi ketika nabi Muhammad shalat mengarah ke alaqsa Palestine turun perintah dari Tuhan untuk berbalik arah menghadap ke Ka'bah.
Ka’bah adalah bangunan berbentuk kotak segi empat yang di balut dengan kain hitam Dan di hiasi kaligrafi arab. Bukan tempat untuk di sembah tapi ini adalah arah seseorang ketika hendak bertemu dengan tuhannnya Ibadah Tawaf 7 keliling berdoa berzikir dia wajib di ka'bah ini. Lima kali dalam sehari semalam, subuh dua rakaat, zuhur empat rakaat, asyar 4 rakaat, Magrib tiga rakaat, Isya 4 rakaat semua umat Islam wajib menghadap ke sini. Jadi umat Islam tidak menyembah ka'bah ya, sekali lagi bahwa bangunan ini adalah tempat arah kiblat arah sholat ketika hamba ingin berbicara dengan tuhannya inilah arah nya inilah tempatnya. Dan ka'bah ini adalah Bangunan pertama di atas bumi yang digunakan sebagai tempat solat tempat beribadah untuk menyembah Allah SWT.
Kenapa kiblat harus mengarah ka'bah?
Andaipun ada perintah manusia untuk menghancurkan ka'bah dan semisal ini berlaku maka arah kiblat mutlak sampai hari kiamat tetap ke sana tidak bisa di tawar dan di robah lagi. Jutaan umat Islam sebisa mungkin harus mengarahkan wajahnya kesini walaupun sekarang kita kihat Bangunan di Masjid alharam bertingkat dari lantai 3 misal dia tetap mengarah ke arah ka'bah dari atas bawah kiri dan kanan semua berkumpul tertuju ke arah yang sama.
Dapat di pastikan bahwa seseorang pertama kali melihat ka'bah hatinya akan gemetaran, airmatanya akan berlinang tanpa terasa berkat doa dari Nabi ibrahim As. Sampai sekarang terbukti kecondongan hati Kecintaan yang tak pernah habis tak pernah sirna bagi semua umat manusia rindu yang tak terungkapkan dengan kata-kata hebatnya kemuliaan kegungan tempat suci ini. Maka dengan melihat dan merasakan betapa nikmatnya beribadah menghadap Allah di sini bertambahlah keimanan dan ketaqwaan seseorang kepada rabbnya sampai ajal men jemput dia berada tetap dalam keimanan.
Dan kalau posisi ka'bah ini sekarang juga merupakan salah satu keajaiban Dunia salah satu bangunan tertua yang berada persis di tengah-tengah Masjidil Haram. Bahkan jauh sebelum manusia diciptakan di muka bumi, Allah SWT telah mengutus para Malaikat turun ke bumi dan membangun rumah pertama tempat ibadah manusia.
Setiap orang yang melihat Ka’bah dengan keikhlasan dan ketulusan pasti akan berlinang air mata. Suara zikir dan doa orang yang bertawaf mengelilinginya menjadi pesona tersendiri bagi orang yang merasakannya. Firman Allah SWT:
إِنَّ أَوَّلَ بَيْتٍ وُضِعَ لِلنَّاسِ لَلَّذِي بِبَكَّةَ مُبَارَكًا وَهُدًى لِّلْعَالَمِينَ 96
Artinya: “Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadah) manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Makkah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia.”(QS. Ali ‘Imran: 96).
Allah Telah memerintahkan Nabi Ibrahim AS, dan puteranya, Nabi Ismail AS, untuk membangun Ka’bah dan menegakan pondasinya. Firman Allah SWT:
وَإِذْ جَعَلْنَا الْبَيْتَ مَثَابَةً لِّلنَّاسِ وَأَمْنًا وَاتَّخِذُوا مِن مَّقَامِ إِبْرَاهِيمَ مُصَلًّى ۖ وَعَهِدْنَا إِلَىٰ إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ أَن طَهِّرَا بَيْتِيَ لِلطَّائِفِينَ وَالْعَاكِفِينَ وَالرُّكَّعِ السُّجُودِ (125)
Artinya: Dan(ingatlah), ketika kami menjadikan rumah itu (Baitullah) tempat berkumpul bagi manusia dan tempat yang aman. Dan jadikanlah sebahagian maqam Ibrahim tempat shalat. Dan Telah kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail, “Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang thawaf, yang rukuk dan yang sujud”. (QS. AlBaqarah:125).
Pada masa pra-Islam, Ka’bah dijadikan tempat beribadah para penganut paganisme (penyembah berhala). Mereka meletakkan patung-patung berhala disekeliling Ka’bah. Diantaranya patung berhala yang terbesar adalah Latta, Uzza, dan Hubal. Penganut paham ini berkeyakinan patung tersebut mampu menghubungkan antara manusia dengan tuhannya.
Oleh sebab itu, Nabi Muhammad Sallallahu alaihi wasallam membersihkan berhala-berhala di sekitar Ka’bah. Rasulullah meneruskan ajaran moyangnya, Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail dalam ajaran Tauhid. Tauhid mengajarkan bahwa tuhan tidak boleh disekutukan dengan benda atau makhluk apa-pun. Tuhan tidak beranak dan tidak pula diperanakkan sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Quran surah Al-Ikhlas.
Artiny: katakanlah: "Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia"
Pemeliharaan Ka’bah pada masa nabi Muhammad diserahkan kepada keturunan Bani Hasyim. Kemudian Rasulullah SAW hijrah ke Madinah bersama sahabatnya. Sementara itu, pemeliharaan Ka’bah dan pelayanan haji di Makkah dilakukan oleh Bani Syaibah, Khulafa Ar-Rasidin (Abu Bakar as-Shiddiq. Umar bin Khattab, 'Utsman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib), Dinasti Umayyah, Dinasti Abbasiyyah, lalu Dinasti Utsmaniyah Turki.
Di masa Nabi Muhammad, awalnya perintah shalat itu ke baitul Maqdis Namun Rasulullah SAW berusaha untuk tetap shalat menghadap ke Ka’bah. adalah dengan mengambil posisi di sebelah selatan Ka’bah. Dengan mengahadap ke utara, maka selain menghadap Baitul Maqdis, beliau juga tetap menghadap Ka’bah.
Namun ketika beliau dan para shahabat hijrah ke Madinah, maka menghadap ke dua tempat yang berlawanan arah menjadi mustahil. Dan Rasulullah SAW sering menengadahkan wajahnya ke langit berharap turunnya wahyu untuk menghadapkan shalat ke Ka’bah. Hingga turunlah Ayat berikut:
قَدْ نَرَىٰ تَقَلُّبَ وَجْهِكَ فِي السَّمَاءِ ۖ فَلَنُوَلِّيَنَّكَ قِبْلَةً تَرْضَاهَا ۚ فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ ۚ وَحَيْثُ مَا كُنتُمْ فَوَلُّوا وُجُوهَكُمْ شَطْرَهُ ۗ وَإِنَّ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ لَيَعْلَمُونَ أَنَّهُ الْحَقُّ مِن رَّبِّهِمْ ۗ وَمَا اللَّهُ بِغَافِلٍ عَمَّا يَعْمَلُونَ (144)
Artinya: Sungguh Kami melihat mukamu menengadah ke langit , maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan dimana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya. Dan sesungguhnya orang-orang yang diberi Al Kitab memang mengetahui, bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari Tuhannya; dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan. (QS. Al-Baqarah: 144).
Dengan keberkahannya Allah SWT memberi Rahmat bagi hambanya yang datang beribadah tawaf mengelilingi Ka’bah, Rahmat bagi orang yang shalat di dalamnya, bahkan bagi orang yang melihatnya pun mendapat janjian Rahmat dan keistimewaan dari Allah SWT, dalam Hadis Nabi Muhammad :
((ينزل على هذا البيت في كلِّ يوم مائة وعشرون رحمة؛ ستون للطائفين، وأربعون للمصلين، وعشرون للناظرين))؛ أخرجه الطبَراني).
Artinya: Allah menurunkan tiap harinya 120 rahmat . Enam puluh rahmat untuk orang-orang yang menjalankan tawaf, 40 untuk orang-orang yang ber I’tikaf di sekitar baitullah. 20 untuk orang-orang yang melihat Ka`bah. (HR Thabrani) [2].
----------------------------------------------------------------------
2 Hadis diriwayatkan oleh Thabrani 124/ 11 , nomor 11248. Thabrani dalam kitab Al ausath juga meriwayatkannya 248/6 , nomor 631 .
Apa isi di dalam Kabah?
Sebenarnya bagian dalam Kabah tidak ada apa-apa. Hanya ada sebuah meja kecil, setinggi lutut tempat duduk lampu rechargeable untuk menerangi ruangan gelap. Di dalamnya tidak ada AC tidak Ada kipas angin. Lubang udara satu-satunya ialah pintunya, kalau sedang dibuka.
Tidak ada barang antik, tidak ada lukisan atau ukiran, tidak ada kesan mewah di dalamnya. Justru di tengah kehampaan, tidak ada apa-apa kecuali ruang kosong, membuat diri kita semakin merinding. Di dalam Kabah, kita bisa salat ke arah semua penjuru mata angin. Kita bisa salat menghadap ke sekeliling tembok.
Di sinilah keagungan Kabah, di tengah kekosongannya kita diajak untuk mengosongkan diri seperti kosongnya bagian dalam Kabah. Tidak ada sedikitpun kesan mewah di dalamnya, betapa perlunya menghilangkan segenap kesan kemewahan duniawi saat kita menghadap ke haribaan Allah SWT.
Sekiranya ada benda sakral atau benda-benda lain, yang bisa mejadi perhatian menarik para pengunjung maka sudah barang tentu akan mengganggu kekhusyukan orang di dalamnya. Orang-orang akan terdekonsentrasi terhadap bangunan atau benda-benda itu.
Wallahu a'lam. Semoga artikel ini berfaedah buat semuanya. []
Ditulis di kota Mekkah, tanah suci, 14 Maret 2024
0 comments:
Post a Comment