Di rapat tersebut, kami mintak dipasang rambu tonase maksimum 8 ton di nagari koto Sawah, Ujung gading, Pasbar. Bukan tentang rambu pengaturan jam Lewat truk. Kenapa kami digertak dan dimarah- marahi ? Bahkan warga kami dihina dan dikatakan anj**g waktu rapat oleh oknum C. Padahal kami berhak menuntut jalan kami agar jangan dirusak oleh truk-truk besar milik peron-peron sawit itu.
( Warga nagari Koto Sawah, Ujung gading, Pasbar. kamis, 17 mei 2024 )
Pasbar, kawalbangsa.com --- Diduga Gara - gara tidak bisa menahan mulut, akhirnya berujung ke ranah hukum pidana. Wartawan AR laporkan camat lembah melintang, bapak Saipul Aam ke polres Pasbar, Sumbar, pada Rabu sore (15/05). Namun sebelum vonis ingkrah secara yuridis, terlapor dalam hal ini mesti disikapi dengan praduga tidak bersalah.
Terkait hal ini, Camat lembah melintang telah dimintak konfirmasi lewat WA awak media kawalbangsa. Com, bapak camat mengaku tidak kenal dengan Ahmad Ripai.
"Persoalan ini adab atau etika pribadi yang bersangkutan. Saya tidak tahu dengan status kewartawanannya." Kata bapak camat lembah melintang, Saiful am.
Kehebohan ini bermula dari camat yang mengatakan kata kotor " anjing" kepada AR seorang jurnalis aktiv ketika rapat di depan umum, yang bertempat di aula kantor camat lembah melintang (14/05), terkait kasus teronton yang hancurkan jalan koto sawah yang bermuatan 40-50 ton, yang lalu lalang dengan bebasnya di koto sawah, ujung gading, pasbar, sumbar, selama beberapa tahun terakhir.
" Saya membela kampung saya yang dirusak jalannya oleh peron- peron sawit. Kami sudah janji dengan dishub untuk pasang plang rambu tonase maximum 08 ton di koto sawah. Tiba-tiba saya dan beberapa teman dimintak rapat segera di kantor camat. Padahal surat undangan tidak ada. Sampai disinipun saya sudah merasa ada yang tidak wajar." Kata pelapor.
" Sampai di kantor camat, sebelum rapat dimulai, sambil ngobrol, saya sudah dimarah- marahi juga oleh oknum C itu. Sayapun makin merasa ganjil. Lalu ketika rapat dimulai pimpinan rapat dan oknum dishubpun semakin membabi buta marah- marah. Menggertak- gertak saya. Bahkan ajak saya berkelahi. Makin aneh kami fikir saat itu." Kata AR.
" Ketika saya menjelaskan sesuatu dengan mengangkat dua tangan saya saat kondisi duduk, bukan berdiri, maka dituduhnya saya tunjuk kiri. Itu bohong besar oknum C. Lalu tiba- tiba saja oknum itu meledak temperamental, dan katakan anjing kepada saya. Kami semua jadi terkejut saat itu. Maka daripada ikut acara rapat yang diduga setingan mereka itu, maka lebih elok kami pergi keluar menghindari berkelahi main fisik. Karena jika kami ingin mengusulpun tidak diterima juga." Tambah AR
" Pokoknya rapat itu milik mereka tampaknya. Mereka memang merasa menang di rapat itu. Mentang-mentang saya kecil dan miskin maka congkak sekali oknum Itu menghinakan saya. Saya tidak terima ini. Maka saya laporkan saja ke polisi. Dikira orang itu saya kecut dengan gertakannya." Lanjut AR marah.
" Di rapat itu, Kami mintak rambu tonase 8 ton yang dipasang. Bukan rambu tentang jam lewat truk. Bukan itu. Rambu tonase max 08 ton itu sudah dibawa pihak dishub dalam kabin mobil dinas dishub sebenarnya. Tapi tidak dipasang sampai hari ini. Pagi rabu kemaren baru mereka pasang rambu yang mengatur jam lewat truk saja. Bukan rambu tonase max 08 ton itu. Aneh sekali. Jalan hancur bukan tergantung pada jam lewat truk-truk teronton, tapi karena berat muatan teronton itu yang capai 40-50 ton." Terang peserta rapat inisial ED. []
By, HT
0 comments:
Post a Comment