Peron - peron penghancur jalan di koto sawah ujung gading pasaman barat terus saja lalu lalang di jalan kelas tiga yang mestinya hanya 8 ton, tapi dilewati truk peton 50 ton. Tentu bukan jalannya (08/05).
Siapa yang telah mengizinkannya..??
Diduga, Peron- peron itu egois. Hanya memperkaya diri. Sedangkan warga dapat debu dan jalam rusak saja. Sudah banyak yang kecelakaan di jalan rusak ini. Memang jiwa - jiwa setan dan watak kapitalis penjajah. Tidak peduli mereka dengan rakyat.
Ujung gading, kawalbangsa.com --- Warga makim muak dan marah. Diduga akan terjadi demontrasi besar. Pihak Peron tidak punya nurani. Pedagang kue basah dan lontong jadi merugi karena sepi pengunjung akibat jalan penuh debu beterbangan. Penjual kue- kue masak itu tidak bisa lagi jualan sepanjang jalan koto sawah akibat polusi debu yang tebal.
Truk-Truk peron menggila akibatkan Jalan hancur dan penuh debu. Pemda Pasbar mesti turun tangan.
" Pemda wajib hadir jika rakyat butuh. Jangan hanya makan gaji dari pajak kami. Kurang ajar. " Ujar warga pemilik warung marah.
" Ini sudah langgar janji. Sudah merusak jalan dan meresahkan warga. Saya memihak rakyat. Pengusaha peron agar hentikan kerusakan ini. " Kata Eko, anggota Bamus nagari Koto sawah dengan serius.
Bapak Eko, Anggota Bamus koto sawah yang dikenal pro rakyat
Jalan Nagari Koto sawah Kabupaten Pasaman Barat kini sudah rusak diakibatkan kendaraan bermuatan berat sering melintas.
Selain rusak, kendaraan bermuatan berat melintas juga menimbulkan abu yang dapat menganggu kesehatan masyarakat.
Diduga rusaknya jalan tersebut, karena kendaraan bermaterial berat milik 5 pengusaha peron atau pengumpul buah kelapa sawit sering melintas Bermuatan 50 ton kurang lebih.
pihak Nagari koto sawah ketika di minta konfirmasi melalui via WhatsApp mengatakan.
"Kita dari pihak Nagari sudah beberapa kali mengadakan Rapat koordinasi terkait ini bersama Forkopinca Camat, polsek dan danramil, Bahkan untuk kesekian kali nya masih kita coba Rapat bersama Dengan dishub dan polres dalam hal ini Satlantas polres pasaman barat, dokumentasinya lengkap." Ujarnya.
" Terkait masalah aturan penggunaan jalan tersebut itu sepenuhnya kerja dan wewenang Dishub." Tambahnya.
" Jadi kita tidak mau bertabrakan dengan aturan-aturan yg lebih tinggi dalam artian melampaui wewenang kita sebagai pemerintah Terendah di Negri ini Nagari/Desa." Imbuhnya
Sementara itu, seorang pedagang yang berada di jalan tersebut komplain dengan pemerintah. Lantaran, abu terus masuk ke tempat dagangannya.
"Lihat aja abunya, masuk ke dalam rumah, kami juga takut jualan," ucapnya sambil mintak agar tidak menyebutkan identitasnya di media.
Karena abu itu, pengunjung juga berkurang untuk membeli dagangannya karena berdebu. Ia berharap, pemerintah dapat segera memperbaiki jalan tersebut, dan memberi sangsi yang keras terhadap pengusaha Pengumpul sawit itu.
" Tutup saja pak peron peron itu. Karena usaha dagang kami bisa tutup. Bagaimana nasib sekolah anak anak kami ? " Pungkasnya cemas.
kadishub pemda pasbar. Masih diam. Warga dan tokoh tokoh nagari koto sawah menduga ada setoran berkala dari pengusaha.
Sampai berita ini louncing, kadishub Pemda Pasbar masih bungkam diduga bersembunyi dan diduga tidak bertanggung jawab. Kabid LLAJ Dishub pemda pasbar telah dimintai komentar via WA,
" Kami sedang menyiapkan rambu - rambu pembatasan tonase." Katanya
"Apakah dishub ikut terima setoran dari peron- peron di pasbar ?? Patut diduga jika begini diamnya kadishub pasbar ." Kata seorang tokoh nagari koto sawah inisial LE. []
Penulis : Hamidan, SH
Editor : HT
Post a Comment