Koto sawah, ujunggading, kawalbangsa. Com--
Petani sawit koto sawah marah besar. Terkait dugaan dengan adanya akal-akalan licik dari segelintir oknum yang diduga berbohong dan mengaku selaku petani sawit yang rugi, lalu pergi menemui pihak dishub pasbar, sumbar, di simpang empat untuk diduga membujuk dishub agar plang tonase 8 ton di simpang sayur dan di titik-titik lain di kota ujung gading itu dicabut segera.
Tujuan mereka diduga ialah agar truk tronton muatan 40-50 ton kembali bisa bebas merajalela di jalan- jalan kampung, sekalipun diduga sudah nyata-nyata truk tronton itu merusak jalan negara.
"Oknum- oknum itu diduga berakting bagai drama korea bahwa seakan- akan ada sebuah kecemasan besar jika pihak peron ini tidak akan mau lagi beli sawit warga sesuai harga normal di koto sawah karena ditangkapnya dua unit truk tronton kemaren. Dan mereka ingin supaya plang bertuliskan 8 ton maksimal itu tidak diberlakukan lagi. Enak saja." Kata warga inisial SR jengkel.
" Bahkan mereka diduga ngibul membuat hitungan-hitungan yang diduga khayalan ala cerita R*ja Lumpe dan pangeran simpe bahwa petani sawit koto sawah telah rugi 60 juta sehari semenjak ditangkapnya truk tronton itu. Dasar Biawok punggur." Lanjutnya lagi.
Menyikapi dugaan akal bulus oknum- oknum itu, puluhan tokoh- tokoh dan warga koto sawah makin curiga dan makin benci.
Petani- petani sawit koto sawah. Bapak Ali mukmin dan bapak Paisal. Para petarung bela warga koto sawah melawan penjajah lokal.
" Omong kosong itu. Monyong. Asbun. Penjilat. Pembohong. Justru sekarang harga sawit kami naik disini. Karena banyaknya toke- toke luar yang masuk. " Ucap sandra.
" Dulu ada monopoli harga. Sekarang para toke itu sudah demokratis bisa bersaing sehat. Justru pihak peronlah yang mungkin gigit jari sekarang. Biarkan saja mereka rugi. Emang kami pikirin. Mereka juga selama ini hanya mikir perutnya dan kekayaannya sendiri. Mereka merasa kalah kini karena tidak bisa membodohi dan menjajah warga lagi. Ha haa. Kami Merdeka sekarang dari penjajahan peron X itu. Dulu dia sombongnya mintak ampun. Ngaku paling kaya. Ngaku paling besar rumahnya. Macam-macam pokoknya. Adapun kini oknum itu sering terlihat loyo 'song bodi naudanon.'
Saat ditanya bagaimana kalau pihak oknum oknum itu nanti melakukan intimidasi dan pemukulan. Maka para warga mengaku tidak takut dan akan balik membalas sesuai aturan di nkri.
"Jika mereka berani coba mengancam atau memukul kami, maka kami warga sini bersatu akan lapor ke polisi. Dan akan kami kepung kantor wali nagari koto sawah untuk demon sesuai aturan. " Tambahnya.
petani ini ketawa melihat oknum yang sekarang terlihat bagai Bodat rata bitua naudanon. Luyup. Tapi dia tidak mau sebut nama tentang siapakah oknum itu ? ( Demi menjaga harga diri di dunia par-bodi-an katanya ).
" Kami sudah berani sekarang. Mulai kini akan kami cari kasus pidana para oknum itu. Begitu dapat kami akan lapor ke polisi. Termasuk oknum di nagari dan di bamus koto sawah yang kami tandai memihak pada oknum." Ujar petani sawit lain bapak lubis yang juga seorang aktivis dan sarjana itu.
Terkait hal ini, puluhan petani datangi media online kawalbangsa. Com di kantornya pada sabtu (24/08), di kota ujunggading, pasbar, sumbar.
Mereka mengaku tidak ada masalah dengan ngambeknya pihak peron- peron itu. Bahkan sekarang mereka sangat puas dan senang karena jalan sudah lapang dan mulai aman karena telah ditangkapnya dua unit truk tronton. Namun masih ada puluhan tronton yang hilir mudik pada malam hari beroperasi secara diam-diam.
" Kami tidak peduli dengan pihak peron kapitalis itu. Jika mereka ngambek alias buncut. Bagus sekali. Kami punya banyak toke sekarang. Harga sawit kami bahkan makin mahal. " Jelas pak roni.
" Oknum yang pergi ke kantor itu hanya diduga bayaran itu, diduga orang penjilat itu. Mereka bukan tokoh kami. Itu tokoh oligarkhi lokal itu. Tidak ngefek sama kami itu. Tandai saja wajah- wajahnya. Kami doakan agar celaka hidupnya. Dasar otak penjilat. Itulah tokoh - tokoh perusak warga yang tidak mengerti derita petani sawit dan kesusahan warga koto sawah selama ini diduga akibat truk- truk raksasa tronton itu. Padahal jelas bahwa jalan koto sawah ini adalah kelas 3 C. " Sambung pak Sartam nasution geram.
Sampai berita ini diturunkan belum ada konfirmasi dari pihak dishub. []
By, Husni T.
0 comments:
Post a Comment