Ayah anak
Oleh : Zawil Huda
Semenjak kamu lahir anakku
Kegembiraan memenuhi rumah ini
Aku jadi ayah
Sempurna rasanya hidupku
Saat pertama Kau panggil aku ayah
Maka itu kata terindah yg pernah kudengar
Anakku,
Dalam asuhan sayangku
Kau bermula dari bayi
Terus tumbuh jadi anak anak
Kemudian kau menjelma remaja
Lalu engkau kini jadi dewasa nak
Agar engkau tahu nak
Pada tiap tahapan itu
Aku seperti melihat keajaiban sorga
Di sepanjang hidupmu
kami terus menerus berada pada dua keadaan;
Kadang Harap dan kadang cemas
akan tiap keadaanmu
Sebenarnya anakku
Seekor lalat pun tidak kali izinkan hinggap dibadanmu
Anakku,
Tubuhmu terlihat seolah bagian dariku
Ya, karena engkau adalah darahku
Dan karena engkau adalah dagingku
Bahkan senyum dan pandangan matamu
Mirip aku, mirip aku
anakku..... Permata jiwaku....
Bahkan sifatmu dan cara jalanmu
mirip aku
gelora jiwamu juga
Seperti aku....
Anakku,
Sekarang semua makin berubah
Kami memang merasa makin bahagia
Tapi di kedalaman hati ini
ada menyusup banyak rasa cemas, anakku
Kini, nak sayang..
Kamu bertambah muda
Namun, Kami justru makin menua nak
Kamu kini bertabah kuat
Sedangkan Kami mulai lemah
Anakku sayang,
Kamu sekarang terlihat tinggi dan tegap
Sedangkan kami mulai layu dan membungkuk
Pelan pelan, perlahan...
Tahun demi tahun
Rasa takut itu begitu sering datang menghampiri nak
Anakku permata hatiku,
Saat kau lulus sekolah nanti
Apakah kami masih bisa ikut melihatmu ?
Nak,
Ketika engkau menikah nanti
Apakah kami masih mampu untuk ikut mendampingimu ?
Jika engkau kelak memiliki anak
Masihkah kami punya waktu untuk menggendongnya ?
Semoga saja
Nak,
Kami sangat ingin bermain bercanda dengan cucu kami
Yaitu anak- anakmu yg akan meneruskan keturunan kita
Keluarga kita, anakku
Nak,
Dalam sujud - sujud kami
Di ketika diam menyepi
Bibir ini terus saja berdoa khusyuk untuk mu
Bahkan, sering kami lupa mendoakan untuk kami sendiri
Karena kami disibukkan melantunkan doa- doa terbaik buat hidupmu
Nak,
Jika kami sudah tua,
Pada masa renta diujung usia kami
Nanti...
Datanglah nak
Kunjungi kami...
berikan kami waktumu nak
Seperti kami berikan waktu kepadamu hari ini
Jika nanti
kami berjalan tertatih- tatih, anakku,
Datanglah segera,
peganglah tangan kami nak
Agar kami tidak jatuh terhempas ke bumi
Anakku...
Jika tangan kami nanti sudah gemetar
Maukah engkau menyuapi kami
dengan butiran nasi dari hasil cucuran keringatmu ?
Anakku...
Jika kami kelak menghadap Tuhan
Jadilah engkau imam solatnya
Serahkan kami kepada dia yg maha pencipta
Bila kami sudah berada dibawah pusara
Datanglah ziarah tiap hari jumat nak
Agar kami tetap bisa mendengar suaramu
Di alam sana
Anakku,
Pada waktunya jika kami telah keriput dan renta
Adakah engkau punya masa luang untuk sekedar duduk- duduk bercerita dengan kami ?
Anakku,
Engkaulah duniaku
Engkaulah hartaku yg paling berharga
Jalanilah hidupmu penuh makna
Berteriak lah... Anakku
Bekerjalah...
Agar dunia ini merasa beruntung
Bahwa engkau pernah hidup diatas buminya. []
Ujung gading, senin pagi, 04 nov 2024
0 comments:
Post a Comment