Akibat tambang ilegal, diduga jadi sebab penembakan polisi kepada sesama rekannya yang juga polisi di sumbar. Momok yang mengejutkan warga Indonesia secara nasional ini mestilah jadi sebuah momentum yang tepat agar polisi berantas semua tambang-tambang haram di pasbar sumbar. Karena diduga masih berkeliaran bebas merajalela.
Opini, Pasbar, kawalbangsa. Com ---
Salah satu yang diduga deking galian C dan tambang ilegal pasbar serta peron-peron nakal selama ini telah tumbang pada pilkada pasbar.
Jika kalah pilkada, maka para timses yang tidak berjiwa besar pada pilkada serentak di seluruh nusantara buat kali pertama ini, bisa saja beberapa waktu lamanya jadi lemas dan menekur loyo bagai beruk kehujanan ( bakcondo boruak kone ujen ).
Anehnya ada kandidat X yang menjamin dan penuh percaya diri bahwa tidak ada tambang ilegal dipasbar. Padahal buktinya berjubel. Bahkan sudah ada yang ditangkap. Barangkali, kebiasaan membohongi publik membuat warga tidak mau memenangkan calon-calon pada pilkada serentak di seluruh wilayah NKRI.
Jika terlalu ambisi dalam kompetisi, lalu ujungnya jagoannya kalah, maka bisa meriang juga. Gambar-gambar ini bukan dimaksudkan sebagai sindiran dan ilustrasi pada timses pilkada dimanapun.
Maka dari itu sekaranglah saat yang tepat bagi jajaran aparat polisi untuk memberantas semua titik tambang emas ilegal dan galian C serta peron-peron sawit yang nakal di seluruh bumi pasaman barat, sumatera barat.
Kapolda dan Polri bisakah untuk menggulung habis tambang ilegal di pasaman barat ?
Banyak pihak yang masih ragu. Sangat ragu.
Tapi kita mau tak mau mesti percaya kepada polri kita. Masih banyak polisi beriman yang kredibel.
Karena ditengarai masih ratusan titik PETI tetap beroperasi senyap di pasbar. Sebagian jauh ke dalam hutan. Seperti diduga tambang haram yang berlokasi di kec. Talamau, di kec. Ranah Batahan dan di kec. Parit koto balingka, pasbar.
Para bos tambang itu telah jadi tajir melintir dan sangat kaya raya. Sehingga mudah bagi mereka membeli suara rakyat dengan siraman uang. Tapi untungnya jagonya tetap kalah juga.
Sebagai contoh di kejorongan situak diduga beredar uang mencapai 100 juta rupiah saat malam pemilihan.
Demikian juga dibeberapa kejorongan lain. Tapi seperti halnya kentut, sulit dibuktikan walau terasa bau busuk di hidung kita.
Para kartel mafia tambang haram ini bisa saja membungkam oknum- oknum aparat tertentu. Namun tentunya tidak akan mampu menutup semua lobang. Masih banyak aparat yang baik dan jujur. Bagi mereka tugas adalah nomor satu.
Bapak Kapolri listiyo Sigit prabowo dan kapolda sumartera barat dimintak untuk fokus juga ke kabupaten pasaman barat, sumbar, dalam berantas tambang ilegal.
Karena di kabupaten ini diduga telah lama menjadi sorganya tambang emas haram. Selama ini diduga terjadi selingkuh antara pemilik tambang dengan pihak- pihak lain.
Solusinya, turunkan tim 30 orang personil dengan dilengkapi personel Intel yang ahli setingkat james bond. Maka pasti akan ketemu semua titik tambang itu. Pasti.
Rekrut warga setempat untuk jadi penunjuk lokasi dari mereka yang pernah bekerja ditambang tersebut. Berikan uang biaya hidupnya. Jaga kerahasiaan identitas diri serta perlindungan full padanya. Masa polisi kalah dari penjahat ? Dak mungkin itu. Kecuali oknum polisinya juga ikut dalam lingkaran setan itu.
Untuk diketahui sebuah eskavator bisa menghasilkan dua kilo gram emas sehari.
Waduh, kalah dong gaji kapolri dan kapolda jika begitu. Apakah karena sebab uang banyak tersebut sehingga kasus kasus tambang ilegal diam selama ini di pasbar tidak lebih dari 3 orang yang tertangkap ??
Atau memang kadang pura- pura disidak, tapi dia minggu kemudian aktif lagi.
Maka perlu wapres gibran dan presiden prabowoo turun tangan tantang tambang di pasbar !! Karena diduga kapoldanya tidak mampu. Mungkin perlu kapolda sumbar diganti pak presiden. []
0 comments:
Post a Comment