Sunday, January 12, 2025

Karena Hadis Nabi, Pak Karni Tanam Durian 100 Pohon Untuk Anak Cucu Dikemudian Hari

" Hargailah orang tua. Karena merekalah kita bisa makan buah hari ini."


Muara tapus, kawalbangsa.com ----
Ampung Barangin punya cerita. Tersebutlah tokoh kita bulan ini yang diangkat oleh media online kawalbangsa.com bernama Pak karni (64). Beliau terinspirasi dari hadis nabi tentang pentingnya menanam pohon dan buah-buahan sekalipun esok hari akan kiamat. 

Apalagi umur dunia ini masih sangat panjang. Makin diperlukan kerajinan ekstra untuk menanam pohon. Meskipun yang menanamnya sudah mati sebelum dia dapat mencicipi buahnya, namun pahalanya akan dia dapat setiap kali ada orang dan hewan yang menikmati hasil pohonnya.

 Hal ini disampaikan pak karni kepada awak media kawalbangsa.com pada minggu (12/01) di kebun duriannya, yang terletak di Ampung barangin muara tapus, kecamatan sungai Aur, nagari salingka muaro, Pasaman Barat, Sumbar.

 Tokoh masyarakat setempat bapak Sukri mengakui kegigihan pak karni dalam bekerja.

" Dia seorang pekerja keras dan cerdas. Gigih. Tekun. Dulu orang kampung ini banyak sinis dan heran kenapa dia tanam pohon durian pada sekitar tahun 1984. Masa itu harga durian baru 25 rupiah sampai 50 rupiah perbuah. Dan sering  tidak laku. Jalan ke kebun kami sinipun masih setapak. Karena itu dia dianggap sia - siakan energi saja masa itu. Tapi sekarang warga disini bersyukur karena sebab usaha pak karni itu masih banyak buah durian untuk anak cucu kami di kampung ini. Terima kasih pak karni. " Tutur pak sukri dengan mata menerawang penuh memori haru.


Hal itu diakui pak karni saat dia bercerita serius tentang awal mula dia sibuk menanam pokok durian di tengah hutan masa dahulu di sekitar tahun 80 an. Terlihat matanya memandang jauh ke depan. Kemudian dia menghirup napas panjang. Awak mediapun ikut terbawa ke dalam kisah pilu kenangan pahitnya tempo dulu.

" Saya dikatakan gila masa itu pak. Gilo doho lae. Apa gunanya tanam durian di hutan ini pak karni. Mana ada orang mau kesini membelinya nanti jikapun berhasil. Jalannya saja jalan setapak. Lumpur lagi. Titiannya batang pinang yang dibelah pula. Dijualpun ke kota padang sudah busuk durian itu di atas jongkong penyeberangan di air gadang. Sudahlah lae. Lupakan khayalanmu itu pak karni." Itu kata mereka pada saya pak. " Ucap pak karni sambil menangis tertunduk terkenang masa-masa silam dimana hidupnya sangat sulit dan bergetah.

" Tapi tahun 2000 pas. Durian saya berbuah. Jalanpun dibukak ke depan kebun saya ini. Mobil pertama masuk mobil pak TN sontang. Maka orang orang yang yang dulu meragukan saya itu akhirnya mereka mintak maaf. Dan kami makan durian bersana- sama sambil mengenang masa masa dahulu itu pak." Sambungnya.

Awak media disuguhi buah durian lima buah. Enak sekali rasanya. Segar. Bahkan terdengar jatuhnya dari 40 pokok yang sedang berbuah. Kebun yang indah. Hasil tetes keringat yang ikhlas. Dari petani tulus yang tanpa lelah terus mengabdi buat keluarganya meski tubuhnya mulai menua. Inilah sosok petani desa yang bersahaja. Kisah nyata ini berawal dari motivasi hadis nabi.

" Sekalipun esok kiamat. Jika ada bibit ditanganmu, maka tanamlah." ( Sabda nabi)

Kita teringat sebuah lirik lagu sendu dari sang legenda nyanyian lawas tentang kehidupan dan jasa- jasa seorang ayah.

"Ayaaahh....dalam hening sepi kurindu.
..... Keriput tulang pipimu menandakan perjuangan.
Bahumu yang dulu kekar, Lebam terbakar matahari. Kini kurus dan  terbungkuk. 
Namun semangatmu tak pernah pudar. Kau tetap setia..... " ( Ebiet G. Ade ). []

By, Zawil Huda 
Share:

0 comments:

Post a Comment

Post Terbaru

Karena Hadis Nabi, Pak Karni Tanam Durian 100 Pohon Untuk Anak Cucu Dikemudian Hari

" Hargailah orang tua. Karena merekalah kita bisa makan buah hari ini." Muara tapus, kawalbangsa.com ---- Ampung Baran...

Populer Minggu ini

Popular Pos Tahun Ini