Sunday, January 12, 2025

Kenapa Kita lebih Sering menderita Dalam imajinasi daripada kenyataan oleh : Ahmad Rifai

Kenapa Kita lebih sering menderita 
Dalam imajinasi dari pada kenyataan By Ahmad Rifai 

Opini, kawalbangsa.com ----
Kita lebih sering menderita dalam imajinasi daripada kenyataan,” ingin menyoroti bagaimana pikiran kita sering menjadi sumber penderitaan yang lebih besar daripada peristiwa nyata yang sebenarnya terjadi. Ini adalah refleksi dari bagaimana manusia cenderung membayangkan skenario buruk, merasa cemas, atau khawatir tentang hal-hal yang belum tentu terjadi.

 1. Imajinasi yang Berlebihan: Manusia memiliki kecenderungan untuk membayangkan kemungkinan-kemungkinan terburuk di masa depan. Hal ini sering menyebabkan kecemasan yang tidak perlu, meskipun peristiwa tersebut belum terjadi atau mungkin tidak akan pernah terjadi.

 2. Realitas Lebih Sederhana: Dalam kenyataan, situasi sering kali tidak seburuk yang kita bayangkan. Masalah yang kita hadapi di dunia nyata biasanya dapat diatasi dengan tindakan atau penerimaan, sementara penderitaan dalam imajinasi cenderung terus berkembang tanpa solusi.

 3. Jadi menurut saya pentingnya hidup pada saat ini (present moment) dan menghadapi kenyataan apa adanya, bukan membuang energi untuk kekhawatiran yang belum tentu nyata.

Saya membuat Kutipan ini mengajarkan kita untuk membedakan antara rasa takut yang didasarkan pada kenyataan dan rasa takut yang berasal dari pikiran kita sendiri. Dengan melatih pikiran untuk fokus pada apa yang nyata dan di bawah kendali kita, kita bisa mengurangi penderitaan yang tidak perlu. []

Ahmad Rifai
Share:

0 comments:

Post a Comment

Post Terbaru

PCM Talamau Gelar Baitul Arqam Muhammadiyah Tenaga Pendidik dan Kependidikan

PCM Talamau Gelar Baitul Arqam Muhammadiyah Tenaga Pendidik dan Kependidikan Sinuruik - Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Talam...

Populer Minggu ini

Popular Pos Tahun Ini