Opini,kawalbangsa.com ----
Pasaman Barat, bulan Rajab selalu menjadi momen yang istimewa bagi masyarakat Muslim.
Dalam rangka menjaga tradisi dan merawat peradaban, KOPRI Komisariat PMII STAI YAPTIP Simpang Empat atas komando sahabati Nur Afni menggelar acara "Maapam Basamo" sebagai bagian dari peringatan Isra Mikraj Nabi Muhammad SAW. Acara ini berlangsung khidmat di tengah antusiasme para anggota dan kader pmii Pasaman barat.
Tradisi Mengapam: Simbol Kedatangan Bulan Rajab
Bulan Rajab dikenal sebagai salah satu bulan mulia dalam kalender Islam. Di bumi Pasaman Barat, tradisi "mengapam" menjadi pertanda datangnya bulan Rajab. Tradisi ini memiliki makna spiritual yang mendalam, mengingatkan umat Islam akan salah satu peristiwa besar dalam sejarah, yakni perjalanan Isra Mikraj Nabi Muhammad SAW.
Ketua Komisariat PMII STAI YAPTIP Simpang Empat sahabat Gilang Sanjaya menuturkan bahwa Isra Mikraj yang dilakukan Nabi Muhammad SAW adalah perjalanan penuh hikmah. Nabi Muhammad, dengan izin Allah, melakukan Isra dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa dan Mi'raj ke Sidratul Muntaha dengan menaiki Buraq, makhluk surga yang diciptakan khusus untuk perjalanan tersebut.
Hikmah dari Buraq: Pelajaran Kehidupan
Ketua Komisariat menjelaskan bahwa Buraq memiliki keistimewaan fisik—dua kaki di depan dan dua kaki di belakang—yang menggambarkan pesan kehidupan. Dalam perjalanan hidup, ada dua hal yang harus kita lupakan dan dua hal yang harus kita ingat:
1. Hal yang harus dilupakan:
Kebaikan kita terhadap orang lain.
Kejahatan orang lain kepada kita.
2. Hal yang harus diingat:
Kebaikan orang lain kepada kita.
Kesalahan kita kepada orang lain.
Isra Mikraj: Perjalanan Mulia Menjemput Perintah Salat
Nabi Muhammad SAW melakukan perjalanan Isra Mikraj didampingi oleh Malaikat Jibril, yang menjadi guru dalam perjalanan spiritual tersebut. Ketua Komisariat menekankan bahwa ilmu tidak akan dapat diraih tanpa peran seorang guru, sebagaimana Nabi Muhammad ditemani Jibril selama perjalanan menuju Sidratul Muntaha.
Puncak perjalanan ini adalah diterimanya perintah salat oleh Nabi Muhammad SAW. Awalnya, salat diwajibkan sebanyak 50 kali dalam sehari, namun setelah Nabi Muhammad berkonsultasi dengan Nabi Musa sebanyak sembilan kali, jumlahnya diringankan menjadi lima kali sehari semalam. Perintah salat ini menjadi inti sari dari Isra Mikraj, mengajarkan umat Islam tentang pentingnya ibadah sebagai hubungan langsung antara manusia dan Allah SWT.
Menjaga Tradisi, Merawat Peradaban
Melalui acara "Maapam Basamo," KOPRI Komisariat PMII STAI YAPTIP Simpang Empat tidak hanya memperingati peristiwa Isra Mikraj, tetapi juga menjaga tradisi lokal yang sarat nilai spiritual. Kegiatan ini diharapkan dapat terus menjadi ajang refleksi bersama, sekaligus memperkuat ukhuwah Islamiyah di tengah masyarakat.
Isra Mikraj bukan sekadar perjalanan, melainkan sebuah pelajaran kehidupan yang mengajarkan kita untuk selalu mengingat kebesaran Allah, menghargai kebaikan, dan senantiasa menjaga hubungan baik dengan sesama manusia.
Penulis: Abdul baits Nasution
Post a Comment