Siapa Setan diam ?
Oleh : Dr. Zawil Huda, SH, MA (Mahasiswa Doktoral di UM Sumatera Barat)
" Siapa ang melihat kejahatan cegahlah dengan tanganmu. Jika tidak mampu maka cegah dengan lisanmu. Jika masih tidak mampu juga maka lawan dengan hatimu. Namun jika cuma mampu membenci dengan hatimu maka kamu berada dalam iman yang paling lemah." ( HR. Bukhori Muslim )
Opini, kawalbangsa.com ---
Ada dua kategori manusia yang disebut setan. Pertama setan diam atau setan bisu. Kedua setan bicara. Dalam istilah arab dikenal sebuah ungkapan dengan diksi ' Syaiton akhros dan Syaiton natiq.'
Setan bisu itu adalah orang baik yang tidak ikut melawan kejahatan disekitarnya dan di negaranya. Tidak mau bicara yang benar. Takut berteriak tentang yang hak. Kecuali ada sesuatu yang diluar kemampuannya. Namun di negara demokrasi bersuara dan menulis itu bebas dan dijamin oleh undang undang. Lalu kenapa masih diam dan bisu ?
Ungkapan setan bisu ini pertama kali diviralkan oleh sosok ulama besar dari timur daerah uzbekistan yang bernama imam Abu Ali ad daqqoq annaisaburi.
Sang profesor jenius pembela kaum lemah ini mengambil ungkapan 'setan bisu' tersebut dari inti- inti pesan dalam kitab suci al-kuran pada beberapa ayat. Diantaranya terdapat pada suroh ali imron ayat 104 dan at-taubah ayat 71.
Istilah yang bombastis ini dilatari dari kekecewaannya setelah melihat banyak orang pintar dimasanya bahkan sekelas profesor dan rektor yang hanya sekedar asik bergulat dengan rutinitas kampus dan dan bidang akademik semata. Lalu sibuk tulis menulis karya ilmiyah dan seminar seminar kesana kemari. Disisi lain mereka intelektual ini zonder peduli dan tidak turun untuk melihat kezaliman dan penindasan yang dilakukan penguasa dan aligarkhi di masa itu. Sehingga rakyat ditinggal sendirian.
Atas semua hal menuakkan itu sang imam jadi marah besar sebagai respon positif pada realitas sarjanawan solih di era itu. Kamu setan yang diam. Teriak sang imam. Orang orang terdidik itu terkejut dan merenung.
Sang imam Abu Ali ini makin geram dan marah kenapa orang orang orang solih itu diam- diam dan kerja sama dengan para penindas serta ikit menikmati hadiah hadiah tutup mulut dari para bandit ?
Kenapa kaum terdidik justru menjadi orang yang paling lemah dalam melawan para bandit dan mafia mafia rakus ?
Kenapa rakyat tertindas alias wong cilik tidak ada yang membelanya dari kalangan kampus lagi ?
Ada apa ? Darimana dasar pembusukan intelektual ini..?
Mestinya jika makin pintar secara ilmu, maja makin galak dan tajan melawan kenhngkaran.
Demikian analisis kritis seorang imam yang sangat jenius tersebut bernama abu ali dari negara naisabu uzbek.
Imam Nawawi kemudian turut mengutip istilah setan diam ini dalam bukunya syarah sohih muslim. Dilanjutkan lagi oleh ibnu Taimiyah dalam bukunya Majmu' Fatawa. Terus kepada imam Ibnul Qoyyim aljauziyah.
jadi istilah setan bisu ini sudah populer dari dahulu kala. Dan kita angkat lagi untuk masa kini agar jadi dasar pijakan kaum terdidik untuk menggemakan revolusi kebaikan yang seratus persen anti penindasan.
Secara historis dahulu KH. Ahmad Dahlan sangat getol mengkompanyekan teologi almaun. Yaitu prinsip utama islam itu ialah membela kaum lemah melawan kelompok penindas.
Sang pencerah itu tidak pernah diam melihat kemungkaran dimasa kolonial dahulu. Sehingga dia sendiri pernah di embargo, diintimidadi dan bahkan dipenjara.
Mewarisi tradisi baik ini sampai sekarang Muhammadiyah tetap konsen dan komitmen untuk menggelorakan secara praktis empiris tentang amar makruf nahi mungkar.
Upaya ini akan makin bergemuruh lagi secara nasional jika mampu menjaga duet mesra dengan ormas NU dalam arti yang luas. Tapi tentun upaya upaya jahat buat menjarakkan kedua ormas raksasa ini sudah lama dilakukan para agen intelijen asing, asong dan aseng. Itu pasti.
Perlu diwaspadai bahwa nanyak kelompok besar yang tidak ingin muhammadiyah dan NU bersatu secara nasional. Karena jika bersatu akan hancur leburlah krekuatan oligarkhi bohir bohir yang telah lama menjadi dalang memiskinkan negara ini.
Padahal jika dua ormas ini join dalam bidang vital sosial politik budaya, maka presiden dan wakil presiden sampai ketingkat bawahnya akan didominasi orang orang solih dan muslih ( agent of cange ).
Sadarilah, bahwa maraknya korupsi, ringannya hukumannya bagi koruptor, serta ketawa jlketinya sanqg koruptor jahat itu dipersidangan, semua itu menunjukkan ada yang salah di negeri ini. Yaitu salah satunya diamnya orang orang baik. Tidak bicara. Tidak menulis. Tidak mengkritik. Tidak demontrasi. Tidak. Tidak. Tidak.
Sungguh sebuah musibah besar jika orang orang baik hanya mengurus perutnya.
Karena itu pasti makin merajalela kelakuan para penghisap sumber daya alam bangsa ini.
Jika orang baik diam, maka merekalah setan bisu tersebut.
Setan bisu dianggap sama jahatnya juga dengan setan bicara. Siapa setan bicara itu ? Ialah mereka pelaku atau oktor aktor dalam dunia kejahatan. Seperti bandar narkoba. Penjarah tanah rakyat. Para koruptor. Dinasti perusak demokrasi. Kelompok begal pembodoh rakyat. Dan sebagainya.
Namun ingat, penjahat penjahat itu sebenarnya tidak akan bertahan jika saja seluruh orang baik di negara ini bangkit bersuara dan melawan.
Jika dahulu Seokarno, Hatta, Diponegoro, imam Bonjol, Malahayati, Ratu kalinyamat diam membisu saja, maka kita tidak bisa merdeka.
Karena itu keoada anda orang baik baik, Jangan diam. Berteriaklah. Menulislah. Lawan orang orang jahat.
Itulah satu inti dari semangat islam. Karena islam adalah agama pembebasan dari penjajahan manusia kepada sesama manusia.
Jika orang orang baik diam, maka tunggulah ketika azab tuhan turun orang baikpun akan ikut merasakannya.
Numun jika kamu gigih ikut melawan kemungkaran yang sedang terjadi di tubuh bangsa ini, maka jika nanti krisis datang melanda tuhan akan menyelamatkanmu. Inilah jaminan alquran dalam suroh al a'rof ayat 165 -166.
"... Kami selamatkan dari azab krisis mereka yang ikut melawan kejahatan. Dan kami siksa mereka yang terlibat pada kejahatan tersebut."
Disuatu daerah yang orang orang baiknya kritis dan mekawan, maka penjahat tidak berkutik lama. Waqul ja al haqqu wazahaqol batil. []
0 comments:
Post a Comment