Tren Media Sosial: Ketika Etika dan Privasi Dikorbankan
Oleh : Jumadia Selian ( Kepsek SMA IT ABI Center dan Mahasiswa S3 Prog. Studi Islam UM Sumatera Barat )
Opini, kawalbangsa.com ----Seiring perkembangan zaman, kita sering kali terlena dengan kesibukan di media sosial. Platform yang sejatinya diciptakan untuk berbagi informasi dan mempererat hubungan, kini semakin dipenuhi dengan berbagai konten yang sarat dengan settingan dan kebohongan. Fenomena ini menjadi tantangan besar bagi moral dan etika dalam kehidupan bermasyarakat.
Salah satu hal yang memprihatinkan adalah hilangnya rasa malu dalam membagikan setiap aktivitas di media sosial. Banyak individu yang tanpa rasa sungkan mempertontonkan kehidupan pribadinya.
Sebagai orang tua yang memiliki anak perempuan maupun laki-laki, serta sebagai seorang anak, baik yang masih memiliki orang tua maupun yang telah tiada, alangkah lebih baik jika kita lebih berhati-hati dalam berperilaku di media sosial. Pertimbangkanlah dampak dari apa yang kita bagikan, terutama jika dilihat oleh anak-anak kita sendiri atau orang tua kita.
Marilah kita menjaga kehormatan diri dengan lebih selektif dalam membagikan hal-hal yang sebaiknya tetap menjadi ranah pribadi. Mirisnya, ada pasangan suami istri yang secara terang-terangan memperlihatkan adegan-adegan yang tidak pantas, tanpa menyadari bahwa konten tersebut bisa diakses oleh anak-anak di bawah umur.
Mereka, yang masih dalam tahap perkembangan, belum memiliki kemampuan memfilter informasi dengan baik. Hal ini dapat mendorong mereka untuk mencari tahu lebih jauh tentang sesuatu yang belum seharusnya mereka pahami.
Tidak ada larangan untuk bermedia sosial, tetapi sebaiknya kita tetap menjunjung tinggi budaya malu dan menjaga adab dalam berinteraksi di dunia maya.
Rasulullah ï·º bersabda:
"Malu itu tidaklah mendatangkan sesuatu kecuali kebaikan." (HR. Bukhari dan Muslim).
Betapa memprihatinkan ketika moral dan etika hanya menjadi sekadar pembahasan, tanpa benar-benar diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Oleh karena itu, kita harus lebih bijak dalam menggunakan media sosial dan menjadikannya sarana untuk menyebarkan kebaikan. Sebab, apa yang kita tanam, itulah yang akan kita tuai.
Jika kita mempertontonkan keburukan, maka bukan hanya kita yang menanggung akibatnya, tetapi juga orang lain yang terpengaruh. Aliran dosa pun terus mengalir selama ada orang yang mengikuti keburukan yang kita sebarkan.
Maka dari itu, mari tanamkan kebaikan agar kita bisa menjadi inspirasi bagi banyak orang.
Ironisnya, banyak yang tidak bijak dalam menggunakan media sosial.
Privasi rumah tangga yang seharusnya dijaga justru diumbar ke publik demi memenuhi tuntutan tren seperti For Your Page (FYP). Banyak yang merasa bangga ketika jumlah pengikutnya meningkat, padahal jika dipikirkan dengan nalar yang sehat, bukankah itu menandakan bahwa kita semakin kehilangan batasan dalam menjaga martabat dan harga diri ?
Demi meraih simpati dan popularitas di dunia maya, tak jarang orang-orang mengada-adakan sesuatu yang sebenarnya tidak pernah terjadi. Demi mencari keuntungan finansial dan ketenaran sesaat, moral pun terabaikan.
Sebaiknya, kita lebih bijak dalam menggunakan media sosial. Alih-alih menyebarkan hal yang tidak bermanfaat, marilah kita gunakan media sosial sebagai sarana untuk berbagi ilmu dan inspirasi.
Rasulullah SAW bersabda: Rasulullah SAW bersabda:
"Barang siapa yang menunjukkan suatu kebaikan, maka ia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya." (HR. Muslim)
Begitu banyak manfaat yang bisa kita hadirkan bagi diri sendiri dan orang lain jika kita menggunakannya dengan bijak dan bertanggung jawab. Lalu mengapa kita memilih konten yang penuh dengan rekayasa dan kebohongan? Semua kembali pada moral dan etika masing-masing individu.
Mari kita senantiasa menjaga diri dan keluarga dari hal-hal yang dapat membawa dampak negatif, baik di dunia maupun di akhirat. Sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an:
"Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka..." (QS. At-Tahrim: 6)
Semoga kita semua senantiasa diberi kesadaran untuk menggunakan media sosial secara bijak, penuh tanggung jawab, dan menjadikannya sebagai sarana menyebarkan kebaikan serta inspirasi bagi sesama. []
Diedit oleh: Zawil Huda
Post a Comment