Indonesia mau dibawa kemana ?
Negara besar yang sengaja dikerdilkan
" Ketika keadaan makin parah. Rakyat akan bersatu untuk bergerak. Karena hilangnya rasa percaya dengan pemimpinnya. Pada saat semua itu terakumulasi, maka situasi fsikologi massa akan membara. Dan revolusi menjadi sesuatu yang mungkin untuk meledak di tahun 2027. Kecuali presiden bisa memberikan keadilan dan kesejahteraan pada wing cilik."
Opini, kawalbangsa.com ----
Ketika merdeka tahun 1945, para pendiri bangsa ini punya mimpi indah dan cita cita besar. Yaitu menjafikan negara ini sebagai bumi luas tempat yang nyaman bagi rakyat. Sebuah negara yang total guna melindungi rakyat. Serta negara yang bisa mensejahterakan segenap warganya.
Karena untuk mimpi mimpi itulah mereka para pahlawan berjuang mati matian untuk merdeka. Rela hati mereka berkorban segalanya. Sampaipun nyawa mereka harus jadi tumbalnya. Mereka ikhlas.
Penjahahan terasa pahit dan menyiksa bagi kakek buyut kita dahulu. Sehingga arti merdeka itu merupakan barang mahak yang tidak mampu mereka gapai.
Fakta setelah merdeka
Namun setelah merdeka semua itu hampa. Rakyat hanya seolah keluar dari mulut harimau dan masuk ke mulut buaya. Lepas dari belitan ular, namun masuk ke dalam hisapan vampir.
Sungguh sedih nasib bangsa ini. Mau kemana indonesia dibawa pemimpinnya ?
Sudah hampir 80 tahun kita merdeka. Tapi rakyat tetap terjajah. Bedanya sekarang dijajah oleh bangsa sendiri yang munafik dan khianat. Bekerja sama dengan tripel A : Asing, aseng dan asong.
Mungkin sebutan yang cocok adalah kaum oligarkhi. Korporasi kejam yang hanya tahu untung oriented. Tidak ada harga insaniah bagi mereka. Yang penting hanya cuan dan uang. Adapun rakyat akan mereka gusur dan miskinkan secara tersistematis.
Jadi kemiskinan rakyat bukan karena negara ini miskin. Bukan. Tapi karena lemimpinnya dan tripel A itulah yang memiskinkannya.
Kenapa dimiskinkan ?
Karena orang miskin pasti akan lemah dan bodoh. Kemudian orang miskin mudah untuk dibeli suaranya ketika musim pemilu.
Sekejam itukah mereka ?
Benar. Bahkan lebih kejam dari itu. Lihatlah kasus pagar laut di banten tangerang. Bukankah itu artinya membunuh rakyat nelayan dan keluarganya ?
Kemudian lagi kita lihat barang barang impor yang membanjiri pasar pasar. Harganya murah. Akibatnya tentulah pedagang kita pribumi akan kalah. Industri kita pribumi akan bangkrut. Petani kita rugi. Akibatnya mereka jual tanah lahan pertaniannya. Lalu lahan itu dibeli murah oleh oligarkhi.
Setelah itu rakyat miskin tadi terpaksa jadi budak di pabrik pabrik yang dulunya adalah tanah mereka. Tidakkah pemimpin kita sadar ?
Waduh. Sadis dan terencana sekali. Kemiskinan yang direncanakan oleh oknum pemimpin dan kaum korporasi hitam.
Semua sudah direncanakan mereka secara rapi dan detil.
Kenapa rencana mereka mulus ?
Karena dimuluskan oleh pejabat yang korup. Pejabat yang jahat.
Tentu jika Soekarno Hatta hidup lagi mereka akan tercengang melihat keadaan bangsa sekarang.
Hukum tidak tegak. Ekonomi menumpuk pada elit saja. Lima persen orang menguasai hidup 270 juta orang.
Bahkan ada satu orang kaya bisa punya 2 juta hektar tanah. Sedangkan rakyat lainnya ada yang tidak punya tanah sejengkal pun. Harus sewa lahan tiap tahun sampai kepada keturunannya. Bahkan ada yang tinggal dikolong jembatan.
Disisi lainnya, tanah, laut dan udara dijual bebas oleh para mafia. Termasuk pasir laut. Tambang tambang diserahkan kepada asing dan swasta. Listrik, PDAM milik siapa.
Lalu rakyat dapat apa ?
Rakyat dapat beban utang saja. Untuk membayarnya dinaikkanlah pajak rakyat Lewa t undang undang. Sehingga semuanya dipajak. Untuk membuat SIM pun harus bayar. Dan mesti diperpanjang pula. Tiap kali diperpanjang harus bayar lagi. Aneh.
Sementara orang kaya bebas minjam uang ke bank bank negara dengan akses yang mudah. Adapun jika rakyat mau minjam mesti dengan syarat seribu macam. Wajib pakai jaminan. Padahal itu uang dari rakyat yaitu pajak.
Inilah gambaran negara yang hampir gagal. Karena salah kelola. Karena orang bodoh dan orang jahat yang berkuasa.
Kemana orang orang baik di negara ini ?
Orang baiknya diam. Sibuk mrngurus kesalehan individunya yang tidak berdampak kepada jrusan publik. Sibuk ngurusi halmhal remeh temeh. Seakan tiak melihat ketimpangan sosial yang terjadi.
Siapa akademis yang peduli dengan penindasan yang dilakukan oligarkhi ? Tidak ada. Hanya sedikit saja yang peduli.
Profesor hanya sibuk memuat makalahnya dan buku bukunya yang cuma jadi pengisi rak rak pustaka. Sedikitpun buku itu tidak mampu menegakkan keadilan bagi kaum lemah. Bshkan buku buku itu ditertawakan saja oleh kaum oligarkhi.
Padahal buku itu harus hidup di alam realitas. Buku itu mestinya menjadi daya gerak dalam bentuk spirit perlawanan terhadap kezaliman. Buku dan tulisanmu haruskah berjiwa revolusi untuk rakyat negeri ini.
Dungguh zaman yang terbalik- balik. Padahal orang pintar di kampus itulah yang mesti maju ke depan menegakkan hak hak rakyat jelata. Ilmumu harus bermanfaat untuk rakyat dan ummat. Bukan hanya untuk karirmu.
Orang baik wajib berduara dan berteriak seperti bapak kholid pejuang nelayan itu.
Jika orang baik diam, maka orang jahat akan merajalela.
Diam kepada kejahatan sama dengan membantu kejahatan. []
Jambi, 9 februari 2025
Post a Comment