PEMBELAJARAN MENDALAM, SEBUAH PENDEKATAN BARU DALAM PEMBELAJARAN. Oleh: Wahyu Priyanti, S.Pd, M.PdI ( Mahasiswa Doktoral di UM Sumatera Barat )


PEMBELAJARAN MENDALAM, SEBUAH PENDEKATAN BARU DALAM PEMBELAJARAN. 
Oleh : Wahyu Priyanti, S.Pd, M.PdI ( Mahasiswa Doktoral di UM Sumatera Barat )

Artikel, kawalbangsa.com ----
Pembelajaran Mendalam merupakan pendekatan yang memuliakan dengan menekankan pada penciptaan suasana belajar dan proses pembelajaran berkesadaran (mindful), bermakna (meaningful), dan menggembirakan (joyful) melalui olah pikir (intelektual), olah hati (etika), olah rasa (estetika), dan olah raga (kinestetik) secara holistik dan terpadu.

 Hal itu senada dengan yang disampaikan oleh Bapak Menteri Pendidikan. Yang menyatakan bahwa Pendekatan Pembelajaran Mendalam dalam pembelajaran, mendorong pembelajaran yang mindfull reflektif, mendalami materi, meaning full mengetahui untuk apa mempelajari sesuai, hubungan dengan karir sehingga pembelajaran menjadi lebih menyenangkan. Pembelajaran Mendalam adalah sebuah pendekatan, bukan kurikulum baru. 

Pendekatan Mendalam memilah materi yang esensial, sehingga anak dapat belajar lebih mendalam dan produktif. Sehingga ada perubahan dalam muatan. 

Dari pengertian diatas ada 3 unsur penting dalam pendekatan pembelajaran mendalam yaitu mindfull (berkesadaran), bermakna (menaingfull ) serta menyenangkan (joyfull) melalui olah pikir (intelektual), olah hati (etika), olah rasa (estetika), dan olah raga (kinestetik) secara holistik dan terpadu. 

1. Berkesadaran 
Memiliki makna bahwa Pengalaman belajar peserta didik yang diperoleh ketika mereka memiliki kesadaran untuk menjadi pembelajar yang aktif dan mampu meregulasi diri. Peserta didik memahami tujuan pembelajaran, termotivasi secara intrinsik untuk belajar, serta aktif mengembangkan strategi belajar untuk mencapai tujuan.

2. Bermakna
Yang berarti bahwa Peserta didik dapat menerapkan pengetahuannya ke dalam situasi nyata. Proses belajar peserta didik tidak hanya sebatas memahami informasi/ penguasaan konten, namun berorientasi pada kemampuan mengaplikasi pengetahuan.

3. Menyenangkan
Pembelajaran yang menggembirakan merupakan suasana belajar yang positif, menantang, menyenangkan, dan memotivasi. Rasa senang dalam belajar membantu peserta didik terhubung secara emosional, sehingga lebih mudah memahami, mengingat, dan menerapkan pengetahuan.

Tujuan dari pelaksanaan pendekatan pembelajaran mendalam adalah tercapainya 8 profil lulusan yang menjadi pengembangan dari profil pelajar Pancasila.

 Adapun delapan profil lulusan antara lain : 
1. Keimanan dan Ketaqwaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa yang bertujuan mewujudkan lulusan  yang memiliki keyakinan teguh akan keberadaan Tuhan serta menghayati nilai-nilai spiritual dalam kehidupan sehari-hari.
2. Kewargaan yang bertujuan mewujudkan lulusan yang memiliki rasa cinta tanah air, mentaati aturan dan norma sosial dalam kehidupan bermasyarakat, memiliki kepedulian, tanggungjawab sosial, serta berkomitmen untuk menyelesaikan masalah nyata yang terkait keberlanjutan manusia dan lingkungan
3. Penalaran Kritis bertujuan agar lulusan  mampu berpikir secara logis, analitis, dan reflektif dalam memahami, mengevaluasi, serta memproses informasi untuk menyelesaikan masalah.
4. Kreativitas bertujuan agar lulusan mampu berpikir secara inovatif, fleksibel, dan orisinal dalam mengolah ide atau informasi untuk menciptakan solusi yang unik dan bermanfaat.
5. Kolaborasi dengan harapan lulusan mampu bekerja sama secara efektif dengan orang lain secara gotong royong untuk mencapai tujuan bersama melalui pembagian peran dan tanggung jawab.
6. Kemandirian  dengan output lulusan yang mampu bertanggung jawab atas proses dan hasil belajarnya sendiri dengan menunjukkan kemampuan untuk mengambil inisiatif, mengatasi hambatan, dan menyelesaikan tugas secara tepat tanpa bergantung pada orang lain.
7. Kesehatan Individu dengan karateristik lulusan yang memiliki fisik yang prima, bugar, sehat, dan mampu menjaga keseimbangan kesehatan mental dan fisik untuk mewujudkan kesejahteraan lahir dan batin (well-being).
8. Komunikasi Individu Dimana lulusan memiliki kemampuan komunikasi intrapribadi untuk melakukan refleksi dan antarpribadi untuk menyampaikan ide, gagasan, dan informasi baik lisan maupun tulisan serta berinteraksi secara efektif dalam berbagai situasi.

Pendekatan Pembelajarn Mendalam akan melahirkan Pengalaman Belajar antara lain
1. Memahami Tahap awal peserta didik untuk aktif mengkonstruksi pengetahuan agar dapat memahami secara mendalam konsep atau materi dari berbagai sumber dan konteks. Pengetahuan pada fase ini terdiri dari pengetahuan esensial (foundational knowledge), pengetahuan aplikatif (applied knowledge), dan pengetahuan nilai dan karakter (humanistic knowledge).

2. Mengaplikasi; Pengalaman belajar yang menunjukan aktivitas peserta didik mengaplikasi pengetahuan dalam kehidupan secara kontekstual. Pengetahuan yang diperoleh oleh peserta didik melalui pendalaman pengetahuan (extending knowledge).

3. Merefleksi; Proses di mana peserta didik mengevaluasi dan memaknai proses serta hasil dari tindakan atau praktik nyata yang telah mereka lakukan. Tahap refleksi melibatkan regulasi diri (self regulation) sebagai kemampuan individu untuk mengelola proses belajarnya secara mandiri, meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi terhadap cara belajar mereka.

Adapun 4 kerangka Pembelajaran Mendalam antara lain
1. Praktik Pedagogis Strategi mengajar yang dipilih guru untuk mencapai tujuan belajar dalam mencapai dimensi profil lulusan. Untuk mewujudkan pembelajaran mendalam guru berfokus pada pengalaman belajar peserta didik yang autentik, mengutamakan praktik nyata, mendorong keterampilan berpikir tingkat tinggi dan kolaborasi.

2. Lingkungan Pembelajaran Lingkungan pembelajaran menekankan integrasi antara ruang fisik, ruang virtual, dan budaya belajar untuk mendukung pembelajaran mendalam. Ruang fisik dan virtual dirancang fleksibel sebagai tempat yang mendorong kolaborasi, refleksi, eksplorasi, dan berbagi ide, sehingga dapat mengakomodasi berbagai gaya belajar peserta didik dengan optimal.

3. Pemanfaatan Teknologi Digital Pemanfaatan teknologi digital juga memegang peran penting sebagai katalisator untuk menciptakan pembelajaran yang lebih interaktif, kolaboratif, dan kontekstual. Tersedianya beragam sumber belajar menjadi peluang menciptakan pengetahuan bermakna pada peserta didik.

4. Kemitraan Pembelajaran Kemitraan pembelajaran (learning partnerships) membentuk hubungan yang dinamis antara guru, peserta didik, orang tua, komunitas, dan mitra profesional.

 Pendekatan ini memindahkan kontrol pembelajaran dari guru saja menjadi kolaborasi bersama.

Adanya pendekatan baru dalam pembelajaran, guru sebagai pembelajar harus cepat beradptasi dan mendalami pendekatan ini, sehingga mampu menerapkan pendekatan pembelajaran mendalam dalam proses belajar mengajar.

 Sebagai Upaya mempercepat itu, disamping seorang guru harus mencari, perlu kiranya dari sekolah, Dinas Pendidikan maupun pihak terkait memfasilitasi pelatihan – pelatihan Pembelajaran Mendalam serta adanya proses pendampingan dalam pelaksanaannya serta pola fikir bertumbuh yang harapannya guru-guru sebagai ujung tombak pendidikan di satuan pendidikan senantisa peka dan menyambut setiap perubahan dengan senang dan terbuka. []

 Editor: Zawil Huda 

Post a Comment

Previous Post Next Post